Skip to main content

ANAK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) VS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)



Bagi adik-adik kelas 9 SMP pasti sudah pada mikirin sekolah lanjutan dong?, dan semuapun udah tau kalo setelah SMP itu masuk SMA atau SMK, nah untuk memilih jenjang mana yang akan kalian masuki , sebaiknya perlu tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing jenjang.

SMA ( Sekolah Menengah Atas )

  • Pelajaran

Di sekolah jenjang ini, banyak mata pelajaran yang akan dipelajari dan didalam lebih dalam, kan waktu SMP cuman belajar kulitnya aja, kalo di SMA bakalan dikupas lebih meluas. Dan pada tahun kedua siswa diseleksi ke Jurusan ( biasanya jurusan IPA, IPS dan BAHASA) penjurusan ini dilihat dari nilai mata pelajaran 3 jurusan tadi yang paling tinggi , jadi misalnya kalian jago IPA dan nilainya bagus, maka jangan kaget kalo kalian digiring jurusan tersebut. 

  •  Gaya hidup


Kalo menurut pandangan saya, gaya hidup anak SMA lebih glamour, uptodate tentang masalah yang sedang hangat di kalangan masyarakat, gadget paling utama dan sudah menjadi barang wajib.

  • Pola pikir

Pola pikir anak SMA secara kasat mata dapat dilihat ‘masih belum ada pemikiran kedepannya’ jadi bisa dibilang “kekanak-kanakan” juga masih bingung masalah perkerjaan karena tidak memiliki pengalaman pekerjaan.

  • Kegiatan menjelang Ujian Nasional

Anak SMA biasanya getol ikut bimbingan belajar di luar jam sekolah, bisa dibilang matang untuk menghadapi UN.

 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan )


  • Pelajaran

Di sekolah jenjang ini, berbeda dengan SMA, kalo kita biasa belajar pelajar FISIKA, IPA, IPS, BAHASA dll, Harus membagi waktu pelajaran dengan mata pelajaran Jurusan. Kalo SMA kan belajar dan lebih mendalami pelajaran SMP, nah kalo di SMK kita cuman belajar ‘agak lebih dalam’ atau bisa dibilang cuman meneruskan pelajaran SMP, jangan pikir lebih mudah, pelajaran jurusan juga lebih menantang, karena kita baru pertama kenal dengannya. Masalah penjurusan juga berbeda, muali dari awal daftar, kita harus menentukan jurusan yang kita minati, jadi sebelum masuk jurusan tersebut kita harus tau seluk-beluknya. Kalau gak, pasti bakalan ada penyesalan, atau juga bisa putus sekolah di tengah jalan, gara-gara tidak sesuai antara minat dan jurusan itu sendiri.

  • Gaya hidup

Gaya hidup anak SMK sudah seperti orang bekerja, karena  banyak rentetan tugas jurusan yang menghadang, bisa dibilang masalah fashion, gadget, dll menjadi nomor kesekian, bahkan tidak jarang dari anak SMK tidak memikirkan masalah tersebut.

  • Pola pikir

Anak SMK sudah mulai berfikir bagaimana setelah lulus, mereka juga mencari pekerjaan apa yang harus ia kerjakan setelah tidak sekolah.  Juga lebih siap dalam menghadapi dunia industri, karena pada masa sekolah sudah diajar bagaimana berwirausaha, mempunyai bekal dalam urusan pekerjaan.

  • Kegiatan menjelang Ujian Nasional

Berbeda dengan anak SMA yang getol bimbingan belajar di luar sekolah, anak SMK ribut dengan tugas-tugas akhir dari jurusan, belum lagi ujian praktek dari pelajaran non-jurusan. Bimbingan belajar sebelum UN biasanya hanya diberikan sekolah menjelang 1-2 bulan hari H, hampir tidak ada siswa SMK yang mengikuti bimbel di luar sekolah.

Nah, dapat disimpulkan, bahwa anak SMK lebih berkompeten dalam urusan pekerjaan, bagi yang mau masuk SMA, yakinkah? *bacot!! Apaan si lu #apeuh !*

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman mengikuti SBMPTN 2014 : Jalan menuju Universitas Brawijaya.

Hai! Udah lama gak buka blog. Kali gue mau nyeritain pengalaman hidup yang sangat cetar membahenol   haha tae.. kalian bakalan bosen baca cerita gue kali ini, saran gue mending kalian print dulu, jadiin buku. Soalnya ini bakalan panjang banget. Sebenenya gue lulusan tahun 2013 tapi disempetin nganggur luting-latung gak karuan. Kalo ditelaah lebih dalam lagi, sebenarnya gue lulusan tahun 2012, tapi karena sekolah gue unik dan cuman ada 8 biji se-Indonesia Raya ini makanya jadi 4 tahun. Kebayang kan bagaimana cukup imut tuanya diri ini ketika menginjak bangku perkuliahan. * cielah menginjak, tae kale* Waktu itu bulan Maret 2014 dan gue belum kerja-kerja setelah di wisuda pada Juni 2013 lalu, wi-ti-if banget kan betapa busuknya nganggur di rumah, mau main sama temen, temen pada kerja dan kuliah. Si ibu udah koar-koar. “ Ya ampun mau jadi apa lu, tong. Hari gini masih di rumah aja, nguras laut kek” “…..” sahut gue. Karena udah gak tahan lagi disuruh nguras laut sama i...

FATIN DAN RENTETAN KESALAHANNYA

Fatin Shidqia Lubis, peserta X-Factor yang lagi digandrungi semua orang karena suaranya yang merdu nan menggelegar, dan cantik :* ahh tai lu pud ! . cantik sih tapi sering lupa lirik. 4 kali tampil 3 kali salah lirik, apa aja kesalahannya ?? kupassss ! Boot camp 1 Si Patin ini di bootcamp 1 nyanyi lagunya Agnes – Rindu, dia blank terus akhir acara dia nangis, *elah Boot camp 2 Doi nyanyi Pumped up kicks dari Foster The People, yang seharusnya berlirik “He’s got a rolled cigarette, hangging out his mouth. He’s a cowboy kids Yeah ! he found a six shooter gun In his dad’s closet, with the box of fun things I don’t even know what But he’s coming for you, yeah he’s coming for you” Menjadi “He’s got a rolled cigarette, hangging .... In his dad’s closet, with the box of fun things I don’t even know what hangging out his mouth. He’s a cowboy kids Yeah ! he found a six shooter gun @#%^^&&()!@ hehehe” Fatin salah menempatkan lirik, ...

Commers Unesa Menanti Akreditasi

Hari Jumat (24/2) Prodi Ilmu Komunikasi sedang berbenah.  Prodi yang baru merayakan ulang tahunnya ke-3 pada 11 Desember lalu akan kedatangan asesor dari BAN – PT  (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, red.) perihal akreditasi prodi tersebut. Sebanyak 4 ruang kelas dibenahi, guna memenuhi standar yang ditentukan oleh BAN – PT. Beberapa karya hasil Commers, sebutan untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi juga dipajang di lorong gedung I5 Universitas Negeri Surabaya. “ada beberapa poin yang kita harus penuhi, tetapi karena kita belum mempunyai alumni atau lulusan, jadi kita kehilangan 40 poin”, kata Danang Tandyonomanu, Kaprodi Ilmu Komunikasi.  Karena prodi tersebut baru memiliki 3 angkatan dan belum meluluskan mahasiswanya, ada beberapa poin yang nilainya 0. Dan untuk mengejar ketertinggalan poin itu, prodi yang baru seumur jagung tersebut menyiasatinya dengan mengupayakan secara maksimal poin yang lain agar memperoleh nilai yang sempurna. Danang juga menyampaikan, p...