Skip to main content

Sebut Saja Perkenalan



Pointer masih mengedip-ngedip di pojokan atas kertas kosong, menunggu aku mendapat inspirasi untuk menulis. Tapi aku pernah membaca suatu tweet yang mengatakan “menulislah, baru kau akan mendapat inspirasi”, aku beranikan untuk menulis, semoga aku mendapat apa yang dimaksudkan petuah tweet yang aku baca, ibu masih berkoar-koar karena belum selesai kerjaannya, adik lagi makan bakso, bapak sedang menggoda ibu yang lagi naik pitam, dan usahanya berhasil. Ibu tertawa. 

Masih tidak ada inspirasi, buku cover biru ‘dear zarrys’ merayuku untuk mendongengkan kepada malam.

“Bagaimana kami tahu bahwa cinta kam cukup jernih untuk tertuang di atas gelas yang Tuhan sediakan? Seberapa erat kami memeluk? Merekahkah bibir malaikat yang melihat-lihatnya? Apa kami telah saling menguatkan untuk hanya maut yang memisahkan? Sebab kami tidak memantaskan diri sendiri seakan kami hendak memelihara hati kami di tengah ketidak-relaan, melainkan kami cukup berharap ada ketilusan untuk kami cukup berharap ada ketulusan untuk melihat kami berdampingan.”

Zarry Hendrik mengarang kalimat-kalimat tadi, seorang penyiar radio di Jakarta dan juga penulis buku, dua perkajaan yang aku dambaakan.
Masih belum ada inspirasi, terlalu banyak ide untuk dituangkan dalam suatu tulisan ‘perkenalan’ blog, akupun sadar, pasti tidak ada yang membaca bualan tidak penting ini, entah.
Setidaknya untuk tulisan pertama di blog ini , aku telah belajar mengetik dengan sepuluh jari.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman mengikuti SBMPTN 2014 : Jalan menuju Universitas Brawijaya.

Hai! Udah lama gak buka blog. Kali gue mau nyeritain pengalaman hidup yang sangat cetar membahenol   haha tae.. kalian bakalan bosen baca cerita gue kali ini, saran gue mending kalian print dulu, jadiin buku. Soalnya ini bakalan panjang banget. Sebenenya gue lulusan tahun 2013 tapi disempetin nganggur luting-latung gak karuan. Kalo ditelaah lebih dalam lagi, sebenarnya gue lulusan tahun 2012, tapi karena sekolah gue unik dan cuman ada 8 biji se-Indonesia Raya ini makanya jadi 4 tahun. Kebayang kan bagaimana cukup imut tuanya diri ini ketika menginjak bangku perkuliahan. * cielah menginjak, tae kale* Waktu itu bulan Maret 2014 dan gue belum kerja-kerja setelah di wisuda pada Juni 2013 lalu, wi-ti-if banget kan betapa busuknya nganggur di rumah, mau main sama temen, temen pada kerja dan kuliah. Si ibu udah koar-koar. “ Ya ampun mau jadi apa lu, tong. Hari gini masih di rumah aja, nguras laut kek” “…..” sahut gue. Karena udah gak tahan lagi disuruh nguras laut sama i...

FATIN DAN RENTETAN KESALAHANNYA

Fatin Shidqia Lubis, peserta X-Factor yang lagi digandrungi semua orang karena suaranya yang merdu nan menggelegar, dan cantik :* ahh tai lu pud ! . cantik sih tapi sering lupa lirik. 4 kali tampil 3 kali salah lirik, apa aja kesalahannya ?? kupassss ! Boot camp 1 Si Patin ini di bootcamp 1 nyanyi lagunya Agnes – Rindu, dia blank terus akhir acara dia nangis, *elah Boot camp 2 Doi nyanyi Pumped up kicks dari Foster The People, yang seharusnya berlirik “He’s got a rolled cigarette, hangging out his mouth. He’s a cowboy kids Yeah ! he found a six shooter gun In his dad’s closet, with the box of fun things I don’t even know what But he’s coming for you, yeah he’s coming for you” Menjadi “He’s got a rolled cigarette, hangging .... In his dad’s closet, with the box of fun things I don’t even know what hangging out his mouth. He’s a cowboy kids Yeah ! he found a six shooter gun @#%^^&&()!@ hehehe” Fatin salah menempatkan lirik, ...

Commers Unesa Menanti Akreditasi

Hari Jumat (24/2) Prodi Ilmu Komunikasi sedang berbenah.  Prodi yang baru merayakan ulang tahunnya ke-3 pada 11 Desember lalu akan kedatangan asesor dari BAN – PT  (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, red.) perihal akreditasi prodi tersebut. Sebanyak 4 ruang kelas dibenahi, guna memenuhi standar yang ditentukan oleh BAN – PT. Beberapa karya hasil Commers, sebutan untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi juga dipajang di lorong gedung I5 Universitas Negeri Surabaya. “ada beberapa poin yang kita harus penuhi, tetapi karena kita belum mempunyai alumni atau lulusan, jadi kita kehilangan 40 poin”, kata Danang Tandyonomanu, Kaprodi Ilmu Komunikasi.  Karena prodi tersebut baru memiliki 3 angkatan dan belum meluluskan mahasiswanya, ada beberapa poin yang nilainya 0. Dan untuk mengejar ketertinggalan poin itu, prodi yang baru seumur jagung tersebut menyiasatinya dengan mengupayakan secara maksimal poin yang lain agar memperoleh nilai yang sempurna. Danang juga menyampaikan, p...